Oleh: Agoy Tama

Puisi dan prosa bagi saya adalah ‘tubuh’ atau ‘rumah’ yang sangat nyaman untuk ide atau gagasan, pemikiran, dan perasaan-perasaan saya. Dengan keduanya, saya bisa mengekspresikan semua yang ada di kepala saya. Dengan keduanya, saya bisa memperbaiki suasana hati. Bisa juga mengurangi beban diri.

Mari, saya ajak menuju bahasan tentang ‘tubuh’ atau ‘rumah’ bagi ide atau gagasan, pemikiran, dan perasaan-perasaan (selanjutnya kita sebut saja dengan karya sastra agar tidak terlalu panjang menuliskannya).

Ternyata ada berbagai bentuk dan jenis karya sastra. Bentuknya boleh jadi fiksi atau nonfiksi. Sementara jenis karya sastra fiksi mencakup prosa, puisi, dan drama. Sedangkan jenis karya nonfiksi mencakup biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra. Saya akan sedikit membahas tentang puisi dan prosa.

Soal puisi, banyak yang telah urun pendapat tentang pengertiannya. Berikut beberapa ahli yang telah saya pilih untuk saya jadikan patokan arti puisi menurut pandangan saya.

  1. Menurut H.B. Jassin menyatakan bahwa puisi ialah sebuah pengucapan dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung sebuah pikiran-pikiran dan tanggapan-tanggapan.
  1. Menurut Waluyo menyatakan bahwa puisi ialah sebuah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan sebuah kata-kata kias “imajinatif”.
  1. Menurut kamus istilah sastra Sudjiman menyatakan bahwa puisi ialah sebuah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh sebuah irama, matra, rima serta sesuatu penyusunan larik dan bait.
  1. Menurut Herman J. Waluyo menyatakan bahwa puisi ialah sebuah bentuk karya sastra yang mengungkapkan suatu pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
  1. Mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit dan samar dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.
  1. Mengungkapkan bahwa puisi merupakan genre sastra yang sangat memperhatikan pemilihan aspek kebahasaan, efek keindahan dari puisi diperoleh dari pemilihan bahasa terutama aspek diksi yang menyangkut unsur bunyi, bentuk, dan makna puisi.
  1. Menurut Zainuddin (1991), prosa adalah pengungkapan peristiwa secara jelas dengan penguraikan seluruh pikiran dan juga seluruh perasaan serta tidak terikat syarat-syarat tertentu dalam sebuah karya sastra.
  1. M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono berpendapat bahwa prosa adalah suatu bentuk narasi berplot yang dihasilkan oleh daya imajinasi.
  1. Menurut Teeuw (1984), prosa adalah suatu bentuk kisah fiksi yang mencoba membeberkan suatu kenyataan.
  1. Menurut Herman J. Waluyo (2006), prosa fiksi adalah karya sastra dibagi menjadi tiga, yaitu roman, novel, dan cerita pendek atau cerpen.
  1. Di dalam KBBI disebutkan bahwa prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi).
x
Dari seluruh pengertian puisi para ahli di atas, saya mencoba menggali dan menemukan satu benang merah. Saya mendapatkan bahwa puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang memperhatikan aspek kebahasaan, nilai estetika, dan mengandung makna. Jenis karya sastra puisi mencakup pantun, syair, gurindam, mantra, dan lain-lain. 

Soal prosa, beberapa ahli saya kutip pendapatnya. Sebagai berikut.
 
Jadi, dari seluruh pendapat para ahli di atas, prosa diartikan sebagai karangan yang mengungkapkan peristiwa (berplot) secara jelas dengan uraian pemikiran dan perasaan serta tidak terikat oleh syarat-syarat atau kaidah yang terdapat dalam puisi. Prosa mencakup roman, novel, cerpen, dan lain-lain.

REFERENSI UNTUK BELAJAR MENULIS PUISI DAN PROSA

1.      Beda Puisi dan Prosa serta Cara penulisannya
2.      Mengolah Bahan Sejarah Menjadi Puisi
3.      Menyelidik Diksi Puisi
4.      Menulis Puisi dari Pengalaman
5.      Yang Liris Yang Imajis
6.      Apa yang Kita Dapatkan dari Puisi?
7.      Puisi yang Prosais, Prosa yang Puitis
8.      Jalan Kelahiran Puisi Hebat
9.      Praktik Menulis Puisi Dasar (Buat satu puisi menggunakan rumus ini)