LANGIT SEMARAK DENGAN CINTA DAN LIMA SAJAK LAINNYA



oleh: Agoy Tama

LANGIT SEMARAK DENGAN CINTA

Malam tiba, gelap pun merekah
Bentang langit tergambar indah
ditemani cahya terang rembulan
dan selaksa kerlip bebintangan
menyapa degup takbir di atas sajadah

Lambungnya jauh dari tempat tidurnya
Bibirnya basah dengan doa
Matanya berbinar, hatinya bergetar
Hanya satu yang ia dengar
debar takbir di jantung sepertiga malam

Ia pun tenggelam dalam samudra malam
Basah akan cinta yang murni lagi suci
Ia minum buliran air mata hatinya
Terasa segar berkuyup pahala

Langit semarak dengan cinta
Tatkala Ramadhan datang menyapa
jiwa-jiwa para perindu syurga berbahagia
meraup berkah berlimpah pahala

(Malang, 11 Juni 2015 | bersama larutnya malam)


MENYELAMI SAMUDRA CINTA

Kuselami Samudra Cinta yang begitu dalam
sedalam rasa rindu ingin bertemu Sang Maha Cinta
di kedalaman Semesta yang tak terhingga
kedalaman Semesta hingga menemu gulita
dan kuraih seberkas cahaya terang
dari Maha Cinta hingga tercipta terang raya

(Malang, 11 Juni 2015 | ikut larut bersama malam)


NAUNGAN INDAH BERTABUR CINTA

Terang raya akan tercipta tatkala bulan ini datang
menyapa jiwa-jiwa yang dahaga akan pahala
Tebaran cinta yang begitu indah terbentang
menyegarkan seluruh raga yang kerontang akan makna

Bilakah rindu akan hadirnya,
maka ia akan datang – kuyup dengan tebaran cinta yang kembang
Bilakah susah sambut kedatangannya,
maka ia akan tiba – gersang dengan cinta tak bawa berkah

Ramadan – naungan indah bertabur cinta
Di dalamnya terdapat seribu makna cinta
semburat cahya kebaikan berlipatganda
Siapa menemu seribu makna cinta
maka ia akan mesra bersama-Nya di Syurga

(Malang, 11 Juni 2015 | di tengah malam)


AROMA KASTURI: SEMERBAK BAU CINTA

Semerbak bau cinta mengharum ke seluruh raga
menenangkan jiwa-jiwa yang resah menanti datang cahaya-Nya
Wanginya merengkuh jiwa lalu melekat di dalamnya
bagai aroma kasturi; wewangian khas penduduk syurga

Sebusuk apapun bau di liang kata ahli puasa
maka, akan sewangi aroma kasturi ketika ia di syurga
Sang Maha Cinta membalas dengan cinta
maka, lakukan segala sesuatunya dengan cinta yang mesra

(Malang, 17 Juni 2015)


QIYAMULLAIL

Keheningan malam pun pecah tatkala takbir menggema
Beruntun ayat-ayat cinta disenandungkan dengan indah
Mengucurkan bulir-bulir hangat dari tepian jendela hati
Tatkala makna dalam tiap helaan nafas cinta
yang dihembus, diresapi

Berulang-ulang takbir digaungkan
manakala ruku’ di luruskan,
lepas ruku’ pun ditegakkan
maka, malam pun hidup
di tengah kantuk yang menyelusup

Kembali takbir dikumandangkan dengan terang
di atas sajadah cinta yang dibentangkan dengan iman
berlama-lama dalam menyempurnakan sujud
merapal doa kebaikan yang ingin diwujud

Mengumandangkan takbir di tengah malam
membuka tabir antara hamba dengan Tuhannya
maka, basah bibir hamba dengan segala curahan rasa

Tatkala takbir membumbung tinggi
menyampaikan kepada langit,
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya,
sedang mereka berdoa kepada Tuhannya
dengan rasa takut dan penuh harap,
maka sirami ia dengan pahala dan tebarkan cinta-Mu
hingga ia kuyup dengan cinta yang sejati di Syurga-Mu nanti.”

(Malang, 18 Juni 2015 / 1 Ramadhan 1436 H | kantuk bakda tadarus)

MALAM SERIBU BULAN
Cuaca malam itu sedang. Gerakan udara sekitar mengalun begitu tenang. Ada keberkahan di dalamnya. Ada ketentraman di dalamnya. Hanya hati yang dihadirkan dengan kehangatan iman yang akan merasa pada malam itu. Merasa bahwa nikmatnya iman dan lezatnya ketundukan kepada Rabb-nya begitu luar biasa melapangkan dada. Semua berlangsung hingga fajar menyinsing.
Tatkala fajar menyingsing—menyemburatkan cahaya lembut kemerahan memenuhi langit timur—dengan begitu halus cahayanya merambat hingga mentari meninggi, tergelincir di atas kepala.
Taburan kasih sayang yang juga akan dirasakan seisi alam semesta dengan keberkahan dan ketentraman di dalamnya. Ia ada di antara cela hari yang mulia. Di detik-detik terakhir menuju kemenangan dalam pertarungan antara diri dan nafsu amarah.
Ia hadir dalam semalam, namun memberi kesan indah bermalam-malam. Bahkan indahnya begitu memesona hingga lebih daripada seribu bulan. Ianya adalah ia, malam seribu bulan.

Post a Comment

0 Comments