1. Sejak kapan Anda mulai menulis dan serius dalam dunia
kepenulisan?
Saya menulis sejak umur 14 tahun, itu
artinya sudah 10 tahun sampai dengan hari ini. Meski sejak kecil suka membaca,
tak pernah terpikir oleh saya untuk membuat tulisan, apalagi menjadi penulis.
Tapi, ketika remaja, saya mulai bosan membaca karya orang lain dan ingin
menghasilkan karya sendiri, maka saya memulai menulis. Ternyata tidak mudah,
niat dan prosesnya pun panjang dan berganti-ganti, hingga buku pertama saya baru
ada sekitar 7 tahun kemudian.
Awalnya, menulis bagi saya hanyalah sekadar hobi. Dulu belum ada blog, sehingga
saya sama sekali tidak pernah berpikir soal followers.
Kemudian, setelah SMA, saya mulai berpikir bahwa menulis adalah sarana
menuangkan perasaan, hingga tulisan saya saat itu lebih banyak berisi tentang
pergolakan hati dan kondisi-kondisi perjalanan hidup ala ala anak putih
abu-abu. Saat itu, tulisan saya tidak pernah saya publikasikan ke mana-mana. Meski demikian, ada saja
orang yang tidak suka saya menulis. Katanya menulis hanya membuang-buang waktu
dan merupakan aktivitas yang tidak bermanfaat, “Kamu tuh kerjaannya nulis
terus, mau jadi apa kamu? Mau jadi penulis emangnya? Belajar, jangan buang-buang
waktu!” Mendengarnya, saya menangis luar biasa, tapi tetap menulis juga.
Saya terus menulis, terus membaca, dan
diam-diam berproses menghasilkan karya. Seorang teman dari sebuah majalah lokal
di Bandung mengajak saya untuk menjadi kontributor, saya bahagia tapi tak
berani bercerita kepada siapa-siapa selain pada ayah, ibu, dan nenek. Dengan
berbinarnya, saat itu saya berkata, “Tulisan aku mau masuk majalah! Aku
bahagia!” Tapi ternyata, majalahnya gagal terbit, hingga saya sedih lagi. Tapi
saya terus menulis, hingga seorang sahabat baik memberi semangat tepat sebelum
perpisahan sekolah, “Suatu hari nanti, gue pengen banget ngeliat lo berhasil
nulis buku. Kalau kita ketemu lagi, gue yakin lo udah jadi penulis dan punya
buku.” Semangat itu cukup jadi bahan bakar yang menggerakkan saya untuk terus
menulis, hingga saat ini.
2. Apa genre tulisan yang Anda sukai dan menjadi karakter sejak
awal menulis?
Sejujurnya, karakter menulis yang saya punya tidak langsung saya temukan
sejak awal menulis. Perlu proses yang panjang dan waktu yang cukup lama sampai
akhirnya saya menemukan genre dan karakter yang tepat. Saat ini,
tulisan-tulisan yang kontemplatif, sarat akan pengembangan diri dan mengandung
unsur Islami menjadi ciri khas saya dalam menulis.
3. Dari mana sumber inspirasi terbesar Anda dalam menulis?
Sumber inspirasi terbesar saya dalam menulis biasanya hadir dari
interaksi atau obrolan dengan orang lain dan memperhatikan kondisi atau keadaan
yang sedang terjadi di sekitar saya. Tapi, selain itu, inspirasi juga seringkali
muncul dari membaca, banyak mendengarkan, atau melihat gambar/pemandangan
secara visual.
4. Prinsip apa yang Anda pegang kuat dalam hal berkarya?
Bagi saya, menulis adalah mengajak orang lain untuk melangkah dan
bergerak menuju Rabbnya. Inilah prinsip yang saya pegang dan masih terus saya
pelajari dalam berkarya.
5. Siapa saja tokoh favorit/rujukan/anutan yang sangat
berpengaruh dalam dunia tulis-menulis Anda?
Untuk penulis dalam negeri, saya suka sekali belajar dari membaca atau
mengamati Andrea Hirata, Mutia Prawitasari, Kurniawan Gunadi, Fahd Padephie,
Fiersa Besari, Dee Lestari, dan Salim A Fillah dalam menulis atau berkarya.
Kalau untuk penulis luar negeri, saya suka Yasmin Mogahed, Aida Azlin, Adam
Grant, dan lainnya.
6. Buku apa saja yang paling berpengaruh dalam proses Anda
berkarya?
First and foremost, Al-Qur’an dengan pesan cinta Allah
di dalamnya adalah yang paling memberikan pengaruh besar dalam saya berkarya.
Sebab, hal yang paling utama, isi di dalamnya ternyata mampu memperbaiki
bagaimana saya berpikir, merasa dan bertindak, yang selanjutnya mengalir dalam
tulisan-tulisan saya. Untuk buku, saya termasuk yang banyak membaca sehingga
banyak juga buku-buku yang memengaruhi saya dalam berkarya. Tapi, satu buku
terbaik menurut saya sejauh ini adalah Reclaim
Your Heart karya ustadzah Yasmin Mogahed.
7. Jelaskan secara ringkas proses Anda menulis sebuah buku!
Saat ini, saya lebih banyak menulis dan menerbitkan buku secara indie.
Prosesnya dimulai dari menemukan ide, mengurai ide tersebut menjadi konsep,
menuliskan naskah (biasanya saya uji coba dulu dengan membuat serial terkait
naskah tersebut di media sosial), self editing,
editing oleh editor, lalu selanjutnya naskah tersebut di-layout dan diberi ilustrasi sebelum akhirnya terbit, dicetak, dan
dijual.
8. Pesan utama apa yang ingin disampaikan melalui tulisan?
Hidup adalah pembuktian dan akselerasi diri menuju sebaik-baik hamba.
Sebab, kita tak punya pilihan pulang yang lain selain menemui wajah-Nya di
syurga selepas seluruh perjuangan dan pengabdian kita di dunia.
_
Novie Octaviane
Mufti, Penulis buku Menata
Kala dan Bertumbuh
0 Comments